100 Hari Kerja, Bupati Batang Canangkan Kota Inklusif 2025

Jumadi    05 Juni 2025

Batang - Bupati Batang M. Faiz Kurniawan dan Wakil Bupati Batang Suyono tidak hanya mempresentasikan capaian 100 hari kerja mereka. Di balik angka-angka dan program yang dipaparkan, tersirat sebuah visi besar: menjadikan Batang sebagai kabupaten mandiri dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.

“100 hari kerja memang skala prioritas terkait tata kota mulai dengan Alun-Alun sebagai ruang terbuka hijau. Namun di balik kalimat sederhana itu, tersimpan strategi komprehensif yang telah dirancang matang,” kata Bupati Batang Faiz Kurniawan usai pemaparan 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Batang di Safari Beach Jateng Batang, Kabupaten Batang, Rabu (4/6/2025) malam.

Visi "Terwujudnya Kabupaten Batang yang Mandiri dan Berdaya Saing Menuju Indonesia Emas 2045" bukanlah sekadar slogan politik. Delapan misi strategis telah diturunkan menjadi program konkret, mulai dari pembangunan masyarakat yang agamis dan berbudaya hingga tata kelola pemerintahan yang profesional dan berintegritas.

Salah satu pencapaian paling mencolok dalam 100 hari pertama adalah komitmen terhadap efisiensi belanja APBD. Dengan total efisiensi mencapai Rp66,8 miliar, pemerintah kabupaten berhasil mengoptimalkan anggaran untuk lima sektor prioritas:

  1. Infrastruktur dan Sanitasi (Rp 15,7 miliar): Fokus pada perbaikan ruas jalan, penataan trotoar, dan normalisasi saluran
  2. Kesehatan (Rp 15,9 miliar): Mendukung program UHC, pengadaan obat, dan pengelolaan sampah
  3. Pengendalian Inflasi (Rp 7,9 miliar): Stabilisasi komoditas pangan dan monitoring investasi
  4. Pendidikan (Rp 7,6 miliar): Rehabilitasi ruang kelas dan program beasiswa
  5. Prioritas Lainnya (Rp 19,8 miliar): Termasuk optimalisasi ketenagakerjaan dan kerjasama media

“Efisiensi APBD menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, penyediaan infrastruktur dan mengurangi kemiskinan," demikian filosofi yang mendasari kebijakan anggaran ini,” jelasnya.

Lima Zona Strategis: Masterplan Pembangunan Terintegrasi

Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif, Kabupaten Batang membagi wilayahnya ke dalam lima zona pengembangan strategis:

  1. Zona Pertanian & Agrowisata mencakup sembilan kecamatan (Bawang, Tersono, Limpung, Pecalungan, Reban, Blado, Bandar, Wonotunggal, dan Warungasem) yang akan difokuskan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan wisata berbasis agro.
  2. Zona Industri di enam kecamatan (Gringsing, Banyuputih, Limpung, Subah, Tulis, Bandar) dirancang untuk memperkuat rantai pasok industri dengan konsep ramah lingkungan.
  3. Zona Bahari di Kecamatan Batang dan Kandeman menjadi wujud komitmen terhadap produktivitas kawasan pesisir sekaligus menjaga kualitas lingkungan.
  4. Zona Pendidikan di Kecamatan Bandar akan menjadi fondasi peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja yang relevan dengan kebutuhan industri.
  5. Zona Pemerintahan di Kecamatan Batang ditata sebagai pusat pemerintahan dan pelayanan publik yang efisien.

Dalam upaya menurunkan angka pengangguran, pemerintah meluncurkan Program DAKER (Dapat Kerja) yang mengintegrasikan pelatihan dan penempatan kerja di kawasan industri. Program ini didukung aturan serapan tenaga kerja lokal melalui Perda dan MoU dengan industri.

“Inovasi lainnya adalah kerjasama Sister City dengan Zhijiang, Provinsi Hubei, China, dalam koridor proyek nasional "Two Countries, Twin Parks". Kerjasama ini diharapkan membawa transfer teknologi, peningkatan investasi, dan akses beasiswa bagi masyarakat Batang,” terangnya.

Menghadapi tantangan pertumbuhan kawasan industri, Kabupaten Batang mengembangkan konsep "Batang Clean Industrial City" dengan pendekatan afirmatif yang tetap searah pada konsep pembangunan Green, Smart, dan Sustainable Cities.

“Tujuh pilar afirmasi telah ditetapkan, mulai dari pengelolaan lingkungan hingga kemitraan dan tata kelola yang transparan. Keseimbangan kemajuan industri, ekonomi lokal, dan keberlanjutan lingkungan demi membangun ekosistem kota yang bersih, mandiri dan berdaya saing, demikian filosofi yang mendasari strategi ini,” tegasnya.

Faiz juga menyebutkan, lima destinasi wisata unggulan - Pantai Sigandu, Pagilaran, Deswita Pandansari, Puncak Tombo, dan Bandar Eco Park - akan dikembangkan dengan konsep "1-2 Day in Batang". Program ini menggabungkan wisata alam, budaya, kuliner, dan kearifan lokal dalam paket terintegrasi.

“Rencana pengembangan infrastruktur transportasi berupa Transjateng (angkutan umum massal) dan implementasi smartpole untuk Penerangan Jalan Umum menunjukkan komitmen terhadap konsep smart city. Dukungan terhadap pembangunan Bendungan Kedunglanggar yang telah masuk RPJMN 2025-2029 juga menjadi prioritas strategis,” imbuhnya.

Bagi Bupati Faiz, "fase 100 hari bukanlah tujuan akhir, melainkan awal perjalanan untuk membangun Kabupaten Batang." Di balik setiap program dan kebijakan yang diluncurkan, tersirat komitmen untuk menjadikan Batang sebagai kabupaten yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan secara lingkungan dan bermartabat secara sosial.

Dengan masterplan yang komprehensif, efisiensi anggaran yang terbukti, dan visi jangka panjang yang jelas, 100 hari pertama kepemimpinan Faiz-Suyono telah meletakkan fondasi kuat bagi transformasi Batang menuju era keemasan Indonesia 2045.

“Berbagai studi menegaskan bahwa tata kota yang baik dapat meningkatkan efisiensi infrastruktur, menarik investasi, mendorong inovasi, mengurangi ketimpangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, demikian landasan filosofis yang akan terus memandu langkah pembangunan Kabupaten Batang ke depan,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Edo/Sri Rahayu