Ragam Ogoh-ogoh, Meriahkan Even 17-an Kelurahan Sambong
Jumadi 24 Agustus 2025
Batang -
Perayaan HUT Ke-80 RI, masih dimeriahkan hingga pelosok desa, tak terkecuali
warga Kelurahan Sambong yang menggelar karnaval kebudayaan. Sebanyak 1.768
peserta dari 20 kontingen mengenakan busana unik bahkan beragam ogoh-ogoh
bertema kearifan lokal, mintologi hingga profesi turut memeriahkan even 17-an
tingkat kelurahan.
Tema
utama yang diusung seputar kebhinekaan sesuai imbauan Bupati Batang M. Faiz
Kurniawan dengan menitikberatkan pada pembangunan, pendidikan, Kesehatan dan
pariwisata.
Lurah
Sambong Teguh Setiyanto mengapresiasi keunikan yang ditampilkan warga karena
menunjukkan kreativitas dan guyub rukun selama proses pembuatan pernak-pernik
karnaval.
“Pembiayaannya
pun swadaya karena sukarela tanpa memberatkan warga karena untuk kebersamaan
dan kegembiraan menyambut HUT Kemerdekaan RI. Rute peserta melewati Jalan Kyai
Sambong - Perum Wirosari 1 - Wirosari 2 - Sambong Kebrok - Wirosari 3 dan
Sambong Tengah sebagai panggung kehormatan,” katanya, saat ditemui di halaman Kelurahan
Sambong, Kabupaten Batang, Minggu (24/8/2025).
Ketua
panitia karnaval M. Isa Ansori mengakui, karnaval tahun ini merupakan even yang
digelar untuk keduakalinya, karena sempat terhenti beberapa tahun. Namun justru
terjadi peningkatan jumlah peserta yang signifikan dari beberapa tahun lalu,
yang hanya setengahnya, kini menjadi 20 kontingen.
“Peserta
terbagi dua yakni kategori kelompok dinilai kekompakan, keunikan seragam,
properti dan teaterikal. Sedangkan individu dinilai dari tampilan paling
menonjol, unik dan kreatif,” jelasnya.
Kostum
unik bertema pewayangan, candi hingga mitologi tetap menjadi magnet bagi warga,
mengingat keunikan tampilan maupun ukuran yang luar biasa besarnya. Salah
satunya, Ketua RT 3 RW 3 Sambong Brendung, Anam mengenakan properti Anoman
untuk memperkuat karakter ogoh-ogoh Anoman Obong.
“Kami
tampilkan tokoh Anoman karena untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, agar
generasi muda tetap mencintai budaya Nusantara. Bahan dasarnya kerangka bambu
dan kertas semen, dibuat selama sebulan dengan menghabiskan biaya Rp1,5 juta
dari iuran sukarela warga,” ungkapnya.
Ada
pula tokoh mitologi Jawa, Ratu Pantai Selatan bersinggasana di atas perahu
nelayan yang disuguhkan oleh warga RT 2 RW 2 Sambong Kebon.
Menurut
inisiator karnaval, Suwarno proses pembuatan perahu memakan waktu tiga bulan
dengan biaya seluruhnya swadaya warga.
“Bahan
bakunya 17 kaleng cat kecil, 8 kilogram bendrat, 45 bambu, 80 kardus mi instan.
Sebagai penguat karakter, kami tampilkan sosok mitologi Ratu Pantai Selatan
sebagai penguasa laut kidul dan erat kaitannya dengan nelayan,” ujar dia. (MC
Batang, Jateng/Heri/Jumadi)